KELAYAKAN PEGAS DAUN DALAM PENERIMAAN BEBAN OPTIMAL

Dalam menjalankan sebuah bisnis, salah satu hal yang paling penting untuk diperhatikan adalah bagaimana seorang pemimpin atau pemilik bisnis menentukan arah atau strategi pemasaran untuk bisnisnya. Mengapa demikian? Karena, perencanaan untuk strategi pemasaran akan menjadi ujung tombak sekaligus penentu utama dari sukses tidaknya sebuah peluang bisnis. Oleh sebab itu, langkah-langkah dalam membuat strategi pemasaran sangatlah penting demi memaksimalkan kinerja bisnis tersebut. Strategi pemasaran tersebut dapat meliputi tahapan yang akan dilaksanakan dalam bisnis untuk menarik minat para konsumen. Berikut adalah beberapa langkah membuat strategi pemasaran yang perlu dipersiapkan. Pertama, mental. Sikap mental yang baik dari pelaku bisnis sangat dibutuhkan dalam berbisnis. Sebab, membuka bisnis sama halnya dengan membuka faktor resiko. Para pelaku bisnis yang tidak mampu menanggung resiko tentu saja akan menemukan sebuah kesulitan atau kendala dalam memajukan bisnisnya. Kedua, selektif Dalam Membuat Keputusan. Memilih jenis bisnis apa yang akan dijalankan tentu saja tidak dapat sembarangan, semuanya itu membutuhkan pertimbangan. Faktor resiko juga perlu menjadi pertimbangan. Selain itu, peluang yang ada, persaingan, keadaan lingkungan sekitar tempat bisnis juga harus menjadi pertimbangan yang dimatangkan sebelum memilih jenis bisnis yang akan Anda jalankan. Ketiga, menyusun strategi bisnis. Poin yang satu ini merupakan tonggak atau penentu utama dari bisnis Anda. Sama halnya dengan Anda menentukan akan dibawa kemana bisnis tersebut ke depannya. Untuk memulai langkah-langkah dalam membuat sebuah stretegi pemasaran bisnis, yang harus Anda matangkan sebagai strategi bisnis adalah :  Penawaran Produk atau Promosi Langkah ini merupakan strategi jitu untuk memasarkan produk bisnis Anda. Dengan melakukan tahapan promosi yang baik, hal itu tentu saja akan menarik minat konsumen terhadap bisnis yang Anda jalankan. Promosi yang tetap mengutamakan kenyamanan sebagai bagian dari target bisnis. Namun, tidak terkesan mengganggu maupun memaksakan target penjualan. Promosi yang sehat dan bisa menarik konsumen dengan cara penawaran yang santun tentu akan lebih disukai.  Tingkat Kreativitas Dalam melakukan sebuah promosi, tingkat kreativitas dari pelaku bisnis tentu sangat berpengaruh. Jika cara berpromosi yang Anda lakukan sama dengan bisnis-bisnis lainnya, tentu saja ketertarikan dari para konsumen tidak akan maksimal. Namun sebaliknya, jika Anda menambahkan unsur kreatif dalam bisnis, seperti tertuang dalam desain label dan juga spanduk yang berbeda dan lebih kreatif dari lainnya tentuy saja dapat menarik perhatian target pasar Anda.  Inovatif Pembaruan demi pembaruan tentu saja sangat dibutuhkan untuk terus menerus menarik minat konsumen. Jika strategi pemasaran yang Anda lakukan dari waktu ke waktu begitu-begitu saja maka dapat dipastikan bahwa konsumen Anda akan mengalami kebosanan. Namun, jika strategi yang Anda gunakan selalu memberikan inovasi-inovasi yang membangun, tentu konsumen akan terus tertarik pada bisnis Anda. Keempat, evaluasi. Setelah Anda menjalankan beberapa langkah dalam membuat strategi pemasaran yang baik, dan bisnis sudah mulai berjalan. Sekarang sudah saatnya Anda melakukan evaluasi terhadap strategi pemasaran yang telah dijalankan. Hasilnya strategi tersebut efektif atau tidak dan berhasil secara optimal atau tidak. Dengan begitu, mudah bagi para pelaku bisnis untuk mengetahui letak kelemahan dan juga kekuatan dari bisnis Anda tersebut. Kesuksesan dalam menjalankan bisnis tidak terlepas dari strategi pemasaran maupun promosi dari perusahaan. Semoga informasi tersebut diatas bermanfaat. Sumber gambar : http://cdn.business2community.com/wp-content/uploads/2014/04/160910423-1.jpg

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

ANALISIS RISIKO PEMASANGAN PIPA BAJA PADA PT BALI GRAHA SURYA

Fitria Devi Anggraini, Ni Luh Put Hariastuti http://ejournal.umm.ac.id/index.php/industri/article/view/1872 ABSTRAK Risiko menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam setiap aktivitas perusahaan sehingga cara terbaik yang dapat dilakukan adalah mengantisipasi dan melindungi diri terhadap risiko. Permasalahan yang terjadi pada PT BALI GRAHA SURYA adalah pada proses welding dan welding inspection, stringing pipa, dan trenching pipa di mana risiko yang terjadi memengaruhi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) karyawan dan juga memengaruhi lama waktu penyelesaian proyek. Dalam penelitian ini digunakan konsep manajemen risiko untuk menganalisis risiko operasional, di mana konsep tersebut dilakukan untuk mengidentifikasi, mengawasi, dan mengkomunikasikan kejadian risiko yang berhubungan dengan segala aktivitas yang terjadi di perusahaan. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa risiko yang ada pada proses welding dan welding inspection adalah risiko terbakar, bahaya sinar UV dari pengelasan, bahaya panas, bahaya percikan api las, kejatuhan pipa dan tersetrum mesin las dengan total indeks risiko sebesar 9,324. Stringing pipa memiliki risiko tertimpa dan terjepit pipa dengan total indeks risiko sebesar 8,481 dan Trenching pipa memiliki risiko tanah longsor pada bantaran dengan total indeks risiko sebesar 8,092. Tindakan untuk penanganan risiko tersebut adalah mewajibkan pekerja menggunakan APD, memeriksa semua kondisi isolasi untuk mengetahui kondisi alat yang akan digunakan, bekerja sesuai dengan SOP, memasang dinding pengaman galian, dan penempatan tanah bekas galian minimal 1 meter dari bibir galian.Kata kunci: risiko, keselamatan dan kesehatan kerja, manajemen risiko. Risiko adalah probabilitas suatu kejadian yang mengakibatkan kerugian ketika kejadian itu terjadi selama periode tertentu dan pengaruhnya dapat diukur dengan mengalikan frekuensi kejadian dan dampak dari kejadian tersebut (Mills, 2001). PT BALI GRAHA SURYA merupakan salah satu perusahaan di Surabaya yang bergerak dalam bidang konstruksi perpipaan minyak dan gas bumi. Dalam pelaksanaannya, kegiatan konstruksi mengalami keterlambatan karena banyaknya kecelakaan kerja yang terjadi sehingga memengaruhi anggaran biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan. Peran manajemen risiko dalam proyek konstruksi pipa gas adalah hal yang sangat penting karena keberhasilan suatu proyek tidak dapat dipisahkan dari mekanisme kontrol terhadap risiko pada proyek. Tujuan utama dari manajemen risiko dalam proyek pipa adalah untuk meminimalkan dampak kerugian akibat dari suatu risiko pada perusahaan. Berdasarkan latar belakang yang ada, maka penelitian ini bertujuan mengidentifikasi variabel-variabel risiko yang memengaruhi pelaksanaan proyek konstruksi pipa gas; mengetahui risiko-risiko yang dominan terhadap Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), waktu, dan biaya; serta memberikan solusi untuk mengendalikan risiko yang dominan. Alur pemecahan masalah sangat diperlukan dalam usaha mendukung proses penelitian. Adapun tahapan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:1. Tahap Persiapan, 2. Tahap Pengumpulan Data, 3. Tahap Pengolahan Data,4. Tahap Analisis Data. Dari analisis respons risiko pada 3 variabel risiko yang paling dominan untuk diprioritaskan diperbaiki, maka dapat dijabarkan upaya perbaikan sebagai usaha untuk mengurangi dampak kerugian yang dialami oleh perusahaan. Berdasarkan hasil penilaian risiko, variabel risiko nomor 12 yaitu bahaya terbakar, sinar UV dari pengelasan, bahaya panas, bahaya percikan api las, bahaya kejatuhan pipa, fume atau asap logam, tersetrum mesin las dengan total nilai indeks risiko terbobot sebesar 9,324. Proses mitigasi yang dapat dilakukan adalah dengan saling memperingatkan antar pekerja untuk selalu menggunakan APD yang sesuai, memeriksa semua kondisi isolasi untuk mengetahui kondisi alat yang akan digunakan, bekerja sesuai dengan SOP, dan berhati-hati dalam bekerja. Urutan tertinggi kedua yaitu variabel risiko nomor 6 yaitu risiko tertimpa dan terjepit pipa padaproses stringing pipa dengan total nilai indeks risiko terbobot sebesar 8,481. Penyebab terjadinya risiko tersebut adalah pekerja tidak menggunakan APD, dan penempatan pipa yang tidak aman. Proses mitigasi yang dapat dilakukan adalah dengan saling memeringatkan antar pekerja untuk menggunakan APD yang sesuai, bekerja sesuai dengan SOP, dan berhati-hati dalam bekerja. Urutan tertinggi ketiga yaitu variabel risiko nomor 9 yaitu kondisi tanah yang labil mengakibatkan keruntuhan pada bantaran sungai dengan total nilai indeks risiko terbobot sebesar 8,092. Penyebab terjadinya risiko tersebut adalah kondisi tanah yang lembek dan tidak adanya penahan dinding. Pengendalian risiko tersebut adalah dengan cara memasang dinding pengaman galian, penempatan tanah bekas galian minimal 1 meter dari bibir galian dan pemasangan rambu-rambu pengaman. Meskipun begitu kemungkinan tanah longsor tetap ada tapi kecil kemungkinannya, maka dari itu perusahaan mengambil respons untuk menerima karena risiko ini berkaitan dengan kondisi alam. Variabel-variabel risiko yang relevan terhadap pelaksanaan proyek konstruksi pipa gas pada PT BALI GRAHA SURYA sejumlah 36 variabel risiko. Terdapat 3 variabel risiko yang paling dominan memengaruhi kegiatan konstruksi yaitu (1) bahaya terbakar, sinar UV dari pengelasan, bahaya panas, bahaya percikan api las, bahaya kejatuhan pipa, fume atau asap logam, tersetrum mesin las; (2) risiko tertimpa dan terjepit pipa pada proses stringing pipa; (3) kondisi tanah yang labil yang mengakibatkan keruntuhan pada bantaran sungai. Berdasarkan atas variabel dominan yang dipilih untuk diprioritaskan, maka solusi untuk mengendalikan risiko adalah mewajibkan pekerja untuk menggunakan APD yang sesuai, memeriksa semua kondisi isolasi untuk mengetahui kondisi alat yang akan digunakan, bekerja sesuai dengan SOP, memasang dinding pengaman galian, dan penempatan tanah bekas galian minimal 1 meter dari bibir galian. DAFTAR PUSTAKA Alijoyo, A., 2006. Enterprise Risk Management, Ray Indonesia, Jakarta. Hanafi, M. M., 2009. Manajemen Risiko, UPP STIM YKPN, Yogyakarta. Heldman, K., 2005. Project Manager’s Spotlight on Risk Management, Harbor Light Press, Alameda. Labombang, M., 2011. Manajemen Risiko dalam Proyek Konstruksi, Jurnal SMARTek, 9 (1), 39–46. Mills, A., 2001. A System Approach to Risk Management for Construction, Structural Review, 19 (5), pp. 245–456. Prabowo, I.A., dan Singgih, M.L., 2009. Manajemen Risiko pada Proyek Relokasi Pipa 28” PT. Pertamina Gas Area Jawa Bagian Timur, Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi X, Program Studi MMT-ITS, Surabaya. Prihandono, E., dan Wiguna I.P.A., 2010, Analisis Risiko Kegiatan Operasional Bongkar Muat Petikemas di Dermaga Nilam Timur Multipurpose Pelabuhan Cabang Anjung Perak Surabaya, Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XI, Program Studi MMT -ITS, Surabaya. Dewi, E.S., 2008. Analisa Risiko Pada Pelaksanaan Proyek Pembangunan Box Culvert di Surabaya, Tugas Akhir, Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, http://digilib.its.ac.id/public/its-undergraduate-16960-3107100003-paper.pdf, diakses 26 Maret 2013. Soeharto, I., 2001. Manajemen Proyek dari Konseptual sampai Operasional, Erlangga, Jakarta. Standards Australia/Standards New

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

ANALISIS PERBAIKAN KONDISI LINGKUNGAN KERJA TERHADAP BEBAN KERJA MENTAL

SRI RAHAYUNINGSIH http://ejournal.umm.ac.id/index.php/industri/article/view/2081 ABSTRAK Kondisilingkungankerja yang baikakanmenunjangpekerjadalammelakukankerja yang maksimal. Faktor-faktorsepertitemperatur, kebisingan, danvibrasidapatmeningkatkantekananpsikologispekerjadanmemengaruhikinerjapekerja. PR RezekiAbadimerupakanperusahaanrokok yang menggunakantenagamanusiadalammenjalankanproduksinyamulaidari proses pencampuranbahan–bahandasar(tembakau, saosdancengkeh) sampaidengan proses finishing. Berdasarkanhasilpengukuran, temperature dantingkatkebisinganpadabagianpencampuranlebihtinggidarikondisi normal sehingga operator di bagianpencampuranmerasakanbebanpsikologis yang tinggidanseringmelakukankesalahanpadaproses pencampuran. Tujuandalampenelitianiniadalahmelakukanperbaikankondisilingkungankerjadi bagianpencampurantembakaudanmelakukanpengukuranbebankerja mental denganmetode SWAT untukmengetahuipengaruhperbaikankondisilingkungankerjatersebut.Berdasarkanhasilperbaikankondisilingkungankerjadenganmenambahkan blower danpenggunaantutuptelinga, didapatkankondisilingkungankerja yang sesuaidenganstandaryaitutemperatur 25–27°C dantingkatkebisingan 75dB.Hasilpengukuranbebankerjadenganmetode SWAT menunjukkan rata-rata skalabebankerjadibawah40 sehinggabebankerjatermasukdalamkategoriringansetelahdilakukanperbaikankondisilingkungankerja. Kata kunci: bebankerja mental, lingkungankerja, pengukuransubjektif, SWAT Pengukuranbebankerja mental dapatdilakukandenganduacarayaitupengukuransecaraobjektifdansubjektif. Pengukuranbebankerja mental secarasubjektifmerupakanteknikpengukuran yang paling banyakdigunakankarenamempunyaitingkatvaliditas yang tinggidanbersifatlangsungdibandingkandenganpengukuran lain (SimanjutakdanSitumorang, 2010).MenurutWidyantidkk.(2010), salahsatumetodepengukuranbebankerja mental secarasubjektif yang banyakdiaplikasikan di Indonesia adalahSubjective Workload AssessmentTechnique (SWAT).Dalampenerapannya, SWAT akanmemberikanpenskalaansubjektifyang sederhanadanmudahdilakukanuntukmengkuantitatifkanbebankerjadariaktivitasyang harusdilakukanolehpekerja. makatujuandalampenelitianiniadalahmelakukanperbaikankondisilingkungankerja dibagianpencampurantembakaudanmelakukanpengukuranbebankerja mental denganmetodeSWAT untukmengetahuipengaruhperbaikankondisilingkungankerjatersebut. Pengukuranbebankerja mental pada operator di bagianpencampurantembakaudenganmetodeSWAT memiliki 2 tahapanprosedur, yaitutahappenskalaan (scale development) dantahappemberiannilai (event scoring).Perbandinganhasilpengukuranbebankerjasebelumdansesudahperbaikanlingkungankerjadenganmetode SWAT dapatdilihatdariTabel5 dan 8.Setelahdilakukanperbaikankondisilingkungankerja, bebankerjasetiap operator mengalamipenurunandarikategoriberatmenjadiringanpadakeduaelemenpekerjaanyang ada.Padaelemenpekerjaanpencampurankomposisitembakau, rata-rata skalabebankerjasebesar 76,733 padakondisiawallingkungankerjadansebesar 33,56 setelahdilakukanperbaikankondisilingkungankerjaataudengankata lain terjadipenurunanbebankerjasebesar76,29%. Elemenpekerjaanberikutnya di bagianpencampuranadalahpencampurankomposisicengkeh.Hasilpengukuranbebankerjadenganmetode SWAT memberikanskalasebesar 63,3padakondisiawaldan 26,56 setelahdilakukanperbaikankerjaataudengan kata lain terjadipenurunanbebankerjasebesar 62,88%. Kondisilingkungankerjamenjadilebihbaikdanlebihnyamandenganadanyapenambahanblower danpenggunaanearplug (penutuptelinga) sehinggadapatmenurunkanbebankerjaoperator di bagianpencampurantembakau PR RezekiAbadi.Berdasarkanpengukuranbebankerjadenganmetode SWAT, rata-rata bebankerja operator pencampurantembakausebelumdilakukanperbaikankondisilingkungankerjatermasukdalamkategoriberat. Setelahdilakukanperbaikankondisilingkungankerja, rata-rata skalabebankerja di bawah 40 sehinggabebankerjatermasukdalamkategoriringan. DAFTAR PUSTAKA Purwaningsih, R., danSugianto, A., 2007.AnalisisBebanKerja Mental DosenTeknikIndustriUndipdenganMetode Subjective Workload Assesment Technique (SWAT), J@TI Undip, II (2), 28–39. Reid, G.B., Potter, S.S., and Bressler, J.R., 1989, Subjective Workload Assessment Technique (SWAT): A User’s Guide (U), Interim Report, Harry G. Armstrong Aerospace Medical Research Laboratory, Human System Division Air Force System Command Wright-Patterson Air Force Base, Ohio. Simanjutak, R.A., danSitumorang, D.A., 2010. AnalisisPengaruh Shift KerjaTerhadapBebanKerjadenganMetode Subjective Workload AssesmentTechnique (SWAT), JurnalTeknologi, 3 (1), 53-60. Widyanti, A., Johnson A., dan De Waard, D., 2010. PengukuranBebanKerja Mental dalamSearching Task denganMetode Rating Scale Mental Effort (RSME), J@TI Undip, V (1), Wignjosoebroto, S. danZaini, P., 2003, StudiErgonomiKognitifuntukbebanKerja Mental Pilot dalamPelaksanaanProsedurPengendalianPesawatdenganMetode SWAT, JurnalIlmiahSainsdanTeknologi ITS, 2 (2).

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

ANALISA PERILAKU KONSUMEN DAN NILAI KOMIK JEPANG

DJUDIYAH http://ejournal.umm.ac.id/index.php/industri/article/view/657 ABSTRAK Penelitianinibertujuanuntukmenganalisadanmenjelaskanmotivasidanmacam-macamnilaidariKomikJepang.Metode yang digunakanuntukpenelitianiniadalahpenelitiankuantitatif.Subyekpadapenelitianadalah 35 siswaSekolahMenengahPertama di Malang, dimanadigunakanteknik sampling insidental.Instrumenuntukmengumpulkan data adalahkuesioner.Metodeanalisa data adalahdeskriptifkuantitatif.Hasilpertamadaripenelitianiniadalah factor motivasinyaadalahkebutuhansosial, kebutuhanegoistik, aktualisasidiridankebutuhan rasa aman.Kedua, nilaidarikomikjepangadalahgambardanbahasa yang digunakandalamkomikjepangmudahdimengerti, topiknyabervariasidankebanyakansamadenganbudaya Indonesia dankadangceritanyalebihrealistikdanharganyalebihmurahdibandingkomikAmerika. Kata kunci: perilakukonsumen, nilai, komikjepang Kebutuhankonsumenakanmendorongdanmengarahkanindividuuntukbertindak. Kondisisemacaminidisebutdenganmotivasi.Motivasidigambarkansebagaidorongan yang sangatkuatdalamdiriindividuuntukbertindak.Nilaiatauvalue jugamerupakanaspekpenting yang dapatmembuatkonsumenpuasserta loyal atausetiaterhadapprodukataujasa.Nilaiatauvaluediartikansebagaiselisihantaranilaipelanggan total danbiayapelanggan total. Editor komik PT. Indira Publishing yang mengungkapkanbahwakehadirankomik-komikJepangseperti: Doraemon, Kungfu Boy ataupunSailor Moon ternyatamampumengalihkanperhatiananak-anakdarikomikasing lain seperti Tin-tin atauLucky Luke (Republika, 24 Agustus, 1997). AnakanakmenjadilebihmenyukaikomikJepangdaripadakomik-komikasinglainnya.DemikianbesarkonsumenkomikJepangini, sehinggasebuahmajalahanak-anak yang cukuppopulerpunharusmemuatkomikJepang agar laku (Kompas, 5 Pebruari 1998).KomikJepangpadaakhirnyamerajalela.Kenyataaninimenimbulkanpentanyaan, mengapaanak-anakdanremajasangatmenyukaikomikJepangbiladibandingkandengankomik yang berasaldariEropa, Amerikamaupundari Indonesia sendiri (lokal). Penelitianinimerupakanpenelitiankuantitatif.Penelitianinidimaksudkanuntukmengetahuimotivasisertanilai (value) lebih yang dipersepsikandandirasakanolehremajaketikamerekamenyewa, membaca, membeliataupunmengkoleksikomikJepang.Populasidalampenelitianiniadalahsiswa SLTP yang menjadipelangganpersewaankomik ”Tumapel Agency” di Singosari Malang. Sampelpenelitianiniberjumlah 35 orang yang diambildenganteknikIncidental Sampling.Metodepengumpul data yang digunakandalampenelitianiniadalahkuesioner.Teknikanalisis data yang digunakandalampenelitianiniadalahdeskriptifkuantitatif. Hasilanalisis data jugamenemukanbahwagambarmaupunbahasa yang adapadakomikJepang lebihmudahdipahamiatau di cernadibandingkomik yang berasaldariAmerika. Hal inisesuaidenganperkembangankognitifanak-anak yang sedangpadamasatransisidarikonkritoperasionalke formal operasional (Feldman, 1999).Padamasainianakanaksudahmampuberfikirsecaraabstrak, formal danlogis.Padasaatinianakmulaiberfikirtanpamengobservasilingkungandalamwaktu lama namunmasihmenggunakanteknik-teknik yang logisdalampenyelesaianmasalah. Hasilpenelitianjugamenemukanbahwatopikcerita yang adapadakomikJepangsangatbervariasi.Misalnya: tentangolah raga, percintaan, persahabatan, danlainlain. Penelitianinijugamenemukanbahwacerita yang dimuat di komikJepanghampirsamadengandongengataucerita yang ada di Indonesia. Misalnyaadatokoh-tokohjahat (BawangMerah, Malinkundang, dan lain-lain), adatokoh-tokoh yang baik (bawangputih, cinderela, dan lain-lain).PadapenelitianiniditemukanjugabahwahargasewamaupunhargabelikomikJepangternyatalebihmurahdibandingdengankomikAmerika. PerilakusiswamembacakomikJepangdimotivasiolehkeinginanuntukmemenuhikebutuhan social ataukebutuhanuntukditerimaolehteman-temannyaterutamapeer groupnya, kebutuhanegoistikataukebutuhanuntukmendapatkanpenghargaan, kebutuhanaktualisasidirisertakebutuhanakan rasa amandariteman-temannya. Value lebih yang dimilikiolehkomikJepangadalahgambarmaupunbahasa yang disajikanmudah di cerna. Topik yang ditawarkanlebihbervariasidantidakjauhberbedadengandogengataupuncerita yang ada di Indonesia.Selainitu, topik yang ditawarkansesuaidenganperkembanganjiwa segment pasarnyadantidakadamuatanpolitis.Value yang cerita yang ditawarkanlebihrealistisataumenyentuhkehidupanseharihari, hargabelimaupunongkospinjamlebihmurah. Value yang lebihdarikomikJepangmendorongdanmemotivasikonsumenuntukmembelidanmembacakomikJepang. DAFTAR PUSTAKA Atkinson, R dan Flint, J. 2001.http: www.soc.surrey.ac.uk/sru/SRU33.html Armando, A., darojah, S. danSugianti, R. 1997.KomikNasional, Bangkit, MatiLagi. Kalausajakorandan majalahmemberitempat, kelemahankomiknasional: cerita. Republika.24 Agustus 1997, hal. 3. Bonneff, N. 1998.KomikIndonesia. Jakarta: KepustakaanPopulerGramedia. Feldman, R. S. 1999. Understanding Psychology.Fifth Edition. Toronto: McGraw-Hill College. Hadi, S. 2001. MetodologiRiset. Jilid 1 dan 2. Yogyakarta: Andi Offset. Hidayat, R. S. 1998. Mempertanyakankomik (di) Indonesia.Kompas.5 Pebruari 1998, hal. 19. Hurlock, E.B. 1992. PsikologiPerkembangan. SuatuPendekatanSepanjangRentangkehidupan.EdisiKelima. Jakarta: Erlangga. Imai, M. 1996. KAIZEN (KunciSuksesJepangDalamPersaingan). Jakarta: PT PustakaBinamanPressindo. Izawa, E. 1998. (Via Internet) Johansson, J.K danNonaka, I. 1998.Cara PemasaranAlaJepang. Jakarta: PT GramediaPustakaUtama.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PERBAIKAN KUALITAS PELAYANAN DI AJB BUMI PUTERA 1912 CABANG SIDOARJO

YUSTINA NGATILAH, C.INDRI PARWATI http://ejournal.umm.ac.id/index.php/industri/article/view/550 ABSTRAK Kepuasan pelanggan adalah sangat penting untuk dipertimbangkan oleh setiap perusahaan, baik jasa dan produksi, sehingga pelanggan tidak beralih ke pesaing, dan kepuasan pelanggan selalu berubah sesuai dengan zaman atau era pembangunan manusia. Dalam hal ini kepuasan pelanggan yang berubah, kita perlu program peningkatan kualitas. Penelitian ini menggunakan metode ROQ (Retrun On Quality), yaitu, metode yang digunakan untuk pengambilan keputusan akan meningkatkan kualitas program yang diusulkan, dapat diterapkan atau tidak. ROQ sangat dipengaruhi oleh jumlah kepuasan pelanggan, retensi pelanggan dan biaya program yang diusulkan peningkatan kualitas. Program yang diusulkan menggunakan IP grafik pemetaan untuk menentukan peningkatan kualitas. Dari hasil, menunjukkan peningkatan kepuasan pelanggan dan retensi pelanggan yang masing-masing adalah 80,41% menjadi 81.22% dan 24,56% sampai 28,56%, yang mencapai panggung. Proposal ini layak untuk program peningkatan kualitas terbaik. Dengan menggunakan pertumbuhan data pasar, data pangsa pasar, keuntungan rata-rata agen dan tingkat bunga pada horizon perencanaan, maka perhitungannya dapat dilakukan ROQ. Perhitungan ROQ yang membutuhkan perhitungan NPV, NPV0, NPVAS yang dilakukan sebagai horizon perencanaan 5 periode berikutnya. Dari hasil perhitungan, diperoleh NPV Rp.152.636.602.289, 00; NPV0 untuk Rp.145.407.658.197, 00, dan NPVAS dari Rp.3.573.189.670, 00; sehingga nilai ROQ adalah 2,0231. Hasilnya diperoleh bahwa usulan tersebut adalah kualitas program perbaikan yang layak untuk diimplementasikan, sampai tingkat mencapai 46,457%. Kata kunci:return on quality, NPV (net present value) Kepuasan pelanggan adalah hal utama yang harus diperhatikan oleh setiap perusahaan karena jika pelangganmerasa tidak puas dengan produk yang ditawarkan oleh perusahaan tersebut maka pelanggan tersebut akan beralih keperusahaan lain (Garperz, 2002).Kualitas dalam hal ini sangat berkaitan erat dengan mutu pelayanan yang diberikan oleh pesaing-pesaingnya seperti Sinarmas assurance dan Bumi Asih assurance yang keduanya terletak di Sidoarjo, sehingga terlihat persaingan bisnis asuransi yang sangat menonjol. Kualitas yang diberikan masing-masing perusahaan tersebut dapat dikatakan hampir sama karena ketiga asuransi tersebut bergerak di bidang yang sama (bisnis asuransi jiwa). Pengukuran kualitas di AJB Bumi putera 1912 selama ini sebatas memberikan kepuasan terhadap konsumennya tanpa memperhatikan loyalitas pelanggan (retention). Karena lebih penting pelanggan yang loyal dari pada pelanggan yang puas, sehingga demi memberikan layanan yang mampu membuat pelanggan menjadi loyal, maka perlu diketahui hal-hal apa saja yang dibutuhkan oleh konsumen dalam memenuhi kebutuhannya (kepuasan konsumen), yaitu dengan memetakan performansi dan kepentingan variabel-variebel yang sangat berpengaruh terhadap kualitas layanan di AJB Bumi putera 1912. Dengan demikian dapat diketahui program peningkatan kualitas dari variabel yang dianggap kurang baik olah pelanggan, yang secara tidak langsung berpengaruh pada loyalitas pelanggan terhadap perusahaan tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kelayakan investasi perbaikan kualitas pelayanan berdasarkan tingkat kepuasan konsumen,tingkat retensi pelanggan serta nilai ROQ. Pada penelitian ini terurai langkah-langkah pengerjaan adalah sebagai berikut: Tahap awal memulai penelitian ini adalah mengindetifikasi gejala permasalahan yang muncul/terlihat di perusahaan, selanjutnya merumuskan masalahnya. Dari rumusan masalah selanjutnya ditetapkan tujuan penelitian. Berdasarkan tujuan tersebut ditentukan variabel yang berpengaruh. Hasil dari pembahasan perhitungan NPV, NPV0, NPVAS dan ROQ ditentukan bahwa hasil NPV adalah 152636602289, hasil NPVO adalah 145407658197, hasil NPVAS adalah 3573189679 sehingga dapat menentukan hasil ROQ, Nilai ROQ adalah sebesar 2,0231 yaitu lebih besar dari 1, sehingga menurut teori analisa ROQ usulan program perbaikan kualitas tersebut layak untuk diimplementasikan. Investasi perbaikan kualitas pelayanan layak diimplementasikan karena dengan investasi tersebut terjadi peningkatan nilai kepuasan dari 80,41% menjadi 81,22%, peningkatan nilai retensi pelanggan dari 24,56% menjadi 28,56%.Kelayakan investasi ini ditandai oleh nilai Return On Quality(ROQ) sebesar 2,0231 (yang lebih besar dari 1) pada tingkat suku bunga maksimal 46,457%. DAFTAR PUSTAKA Darmawan, B, 2000. Pengaruh Service Quality Perception terhadap Purchase Intention (Studi Empiris pada Konsumen Supermarket Pasaraya Sri Ratu Madiun). Surabaya. ITS http://mmt.its.ac.id/library/wp-content/uploads/2008/12/microsoft-word-3-budhi-darmawan.pdf Gasperz, V., 2002. Menejemen Kualitas dalam Industri Jasa. Jakarta. Gramedia pustaka utama. Hartono, SR. 1995. Hukum Asuransi dan Perusahaan Asuransi.Jakarta. Sinar grafika offset. Kotler, P., 1996. Manajemen Pemasaran (Edisi Bahasa Indonesia, Jilid 1). Jakarta. Prenhalindo. Kotler, P., 1999. Manajemen Pemasaran (Edisi Bahasa Indonesia, Jilid 2). Jakarta. Prenhalindo. Kristanti, E., 2007. Peningkatan Kualitas Jasa Perhotelan Dengan Metode Return on Quality (Studi Kasus: Hotel Bali, Surabaya). Surabaya. ITS. www.ie.its.ac.id/downloads/abstrak/TA_776_Elsav.doc Kurniawan, A., 2007. Analisa Loyalitas Pelanggan dan Perbaikan Proses Bisnis dengan Menggunakan Metode Return on Quality. Surabaya. ITS. www.ie.its.ac.id/downloads/abstrak/TA_746_ALDY.doc Parasuranman A., dkk. 1990. Delivering Quality Service: Balancing Customer Perception and Expectation. London. Collier McMillan. Roland T.R., 1995. Return on Quality (ROQ): Making Service Quality Financially Accountable. http://www.rhsmith.umd.edu/Marketing/pdfs_docs/Article%20Rust%20JM%200495.pdf Rumintang, A., 2001. Strategi Penjualan Perumahan Sederhana (Studi Kasus: Perumahan Pejaya Anugrah Taman Sidoarjo). Surabaya. ITS Syakira, 2009. Unsur Kepuasan Pasien. http://syakira-blog.blogspot.com/2009/01/unsur-kepuasan-pasien.html Tjiptono F., 1996. Manajemen Jasa. Yogyakarta: Andi. Tjiptono F., 2000. Prinsip-prinsip Total Quality Service. Yogyakarta: Andi.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Minimalisasi Kekurangan Material melalui Implementasi Quality Control Circle

Salah satu permasalahan di departemen fabrikasi dengan terjadinya kekurangan material pada saat produksi yang menyebabkan permintaan material tambahan Salah satu langkah yang diambil untuk mengatasi hal tersebut dengan meningkatkan sistem manajemen kualitas (Total Quality Management (TQM)) yang lebih baik. Keberadaan TQM adalah untuk memperkenalkan inti pokok dan philosofi utama yang lebih luas dari manajemen mutu, dimana Quality Control Circle (QCC) sebagai salah satu mekanisme pelaksanaannya . Quality Control Circle atau Gugus Kendali Mutu adalah ketepatan yang digunakan dan metode yang diterapkan untuk menghindari ketidaksempurnaan dalam layanan daripada verifikasi dan eliminasi. Oleh karena itu sikap karyawan mempengaruhi kualitas. Hal ini mendorong partisipasi karyawan serta mem-promosikan kerja sama tim. Jadi memotivasi orang untuk berkontribusi terhadap efektivitas organisasi melalui proses kelompok. Total Quality Manageme merupakan suatu strategi untuk mengimplementasikan dan mengelola akti-vitas perbaikan kualitas pada sebuah organisasi. TQM meliputi konsep dan ide yang luas, melibatkan partisipasi dari seluruh anggota organisasi dan budaya kerja, fokus terhadap konsumen, perbaikan kualitas, integrasi sistem dengan tujuan yang ingin dicapai, dan aktivitas-aktivitas lain dalam suatu organisasi yang difokuskan pada tujuan perbaikan kualitas. Sedangkan gugus Kendali Mutu (GKM) merupakan suatu kelompok kecil yang terdiri dari beberapa orang yang bekerja secara bersama-sama sebagai pelopor dalam menjaga dan melakukan perbaikan secara terus-menerus terha-dap kualitas produk, jasa, dan pekerjaannya (Nitta [9]). Menurut Summers, QCC bisa juga didefinisikan sebagai peningkatan kualitas atau perbaikan diri kelompok belajar terdiri dari sejumlah kecil karyawan, biasanya 10 atau kurang dan pengawas. Filosofi GKM telah diadaptasi dan dimodifikasi Salah satu cara yang diterapkan untuk meminimalkan kekurangan material adalah dengan Problem Solving Quality Control (QC) Story adalah metode yang digunakan untuk melakukan peme-cahan masalah dalam tim QCC serta mengorganisir informasi yang akan disajikan dalam laporan tentang hasil yang didapat dari upaya perbaikan kualitas atau kinerja. Metode Plan-Do-Check-Act (P-D-C-A) merupakan sebuah model yang digunakan sebagai panduan untuk melakukan perbaikan. Metode QC Story dapat dipadukan penggunaannya dengan metode P-D-C-A sebagai langkah-langkah dalam melakukan problem solving. Penerapan QCC dalam sebuah per-usahaan memerlukan alat bantu dan teknik dalam melakukan pemecahan masalah. Langkah selanjutnya untuk meminimalkan kekurangan material adalah dengan metode PDCA itu sendiri , langakah langakah yang harus di tempuh adalah pembentukan QCC , Pengembangan aktifitas QCC dan Implementasi QCC. Preses implementasi kemudian di jabarkan dengan siklus PDCA ( plan , do , check , action ) .Plan adalah menentuan topik masalah ditetapkan melalui diskusi dan menghasilkan tiga alternatif permasa-lahan yang akan dibahas yang dilanjutkan menen-tukan permasalahan yang akan dibahas terlebih dahulu sebagai pilot project. Proses pemilihan topik permasalahan dilakukan dengan prioritization matrices dan Nominal Group Technique (NGT). Setelah kita mengetahui topic permasalahan yang terjadi , langkah selanjutnya adalah pencarian penyebab permalahan atau di sebut dengan “do” salah satu acra yang dapat di lakukan unutk mencara permasalahan adalah dengan diagram siirp ikan ( fish bone diagram ) . dalah fishbone diagram ini di bahas beberapa kemungkinan penyebab terjadinya masalah , proses pencarian ini dilakukan dalah berbagai segi di antara nya dari segi man ,machine , method , money , tools dan meansure. Jika sudah diketahui penyebab terjadinya masalah langkah selanjutnya adalah “check” proses check adalah Analisis perubahan yang terjadi sebelum dan sesudah perbaikan , Setelah berbagai solusi diimplementasikan untuk meminimalkan jumlah kekurangan material selama proses produksi, maka tim mulai melakukan peme-riksaan terhadap hasil yang diperoleh dari pilot project ini. Hasil rekap kekurangan material dari ketiga material setelah dilakukan implementasi solusi oleh tim QCC. Solusi perbaikan yang telah diimplementasikan perlu distandarkan agar kondisi perbaikan yang telah dicapai dapat terus dipertahankan. Hal-hal yang perlu dilakukan untuk menjaga hasil meliputi: (1) Penambahan prosedur kerja, yang terdiri dari penambahan prosedur pemberian identitas pada kotak sesuai dengan material yang diletakkan pada kotak tersebut dan prosedur pembersihan lokasi kerja dan mesin serta (2) Mengadakan inspeksi mendadak secara berkala ke lantai produksi tipe 8340 dimana waktunya secara berkala berdasarkan kesepakatan anggota tim QCC. Setelah semua siklus PDCA maka selanjutnya di lakukan adalah dengan evaluasi implementasi kinerja QCC untuk mnegetahui sejauh keefektifan cara yang baru saja di lakukan . Daftar Pustaka 1. Asim, M., Adopting Quality Management Concepts in Public Service Reform, Labour and Management in Development Journal, 2(6), 2001, Asia Pasific Press. 2. Besterfield, D. H., Besterfield, C., Besterfield, G. H., and Besterfield, M., Total Quality Management, 3rd ed. New York: Pearson Education Inc, 2003. 3. Gaikwad, V. V., and Gaikwad, A. V., Quality Circle as an Effective Management Tool : A Case Study of Indira College of Engineering and Management Library, Proceeding of Interna-tional Conference on Academic Libraries (ICAL-2009), New Delhi, India 4. Gibson, J. L., Ivancevich, J. M., and Donnelly, J. H., Organizations: Behavior, Structure, Processes 10th ed. McGraw Hill, 2000. 5. Hu, T. C., Quality Improvement: Reducing Real - Time Inventory Errors through Quality Control Circles, African Journal of Business Manage-ment, 5(26), 2011, pp. 10657-10666. 6. Katakura, M., and Toriumi, K., The QC Problem Solving Approach: Text of QC methods, Paper presented at Program for Quality Management Promotion hold by The Association for Overseas Technical Scholarship, Japan, 2010. 7. Liu, S. C., Wu, H. H., and Chen, H. K., Improving Organizational Performance by a Quality Con-trol Circle: A Case of Medication Improvement Team at a Hospital in Taiwan, Information Technology Journal, 9, 2010, pp. 692-697. 8. Nayatani, Y., Eiga, T., Futami, R., and Miyagawa, H., The Seven New QC Tools: Practical Applications for Managers, J. H. Loftus, Trans. Japan: JUSE Press Ltd, 2010. 9. Nitta, T., Basic for Promoting QC Circle Activities. Presented at Program for Quality Management Promotion Hold by the Association for Overseas Technical Scholarship, Japan, 2010. 10. Robson, M., Gugus Kendali Mutu, Alex Sindoro, Trans. Jakarta: Binarupa Aksara, 1993.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

meminimalkan kekurangan material melalui implementasi Quality control

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments