ANALISIS RISIKO PEMASANGAN PIPA BAJA PADA PT BALI GRAHA SURYA

Fitria Devi Anggraini, Ni Luh Put Hariastuti http://ejournal.umm.ac.id/index.php/industri/article/view/1872 ABSTRAK Risiko menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam setiap aktivitas perusahaan sehingga cara terbaik yang dapat dilakukan adalah mengantisipasi dan melindungi diri terhadap risiko. Permasalahan yang terjadi pada PT BALI GRAHA SURYA adalah pada proses welding dan welding inspection, stringing pipa, dan trenching pipa di mana risiko yang terjadi memengaruhi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) karyawan dan juga memengaruhi lama waktu penyelesaian proyek. Dalam penelitian ini digunakan konsep manajemen risiko untuk menganalisis risiko operasional, di mana konsep tersebut dilakukan untuk mengidentifikasi, mengawasi, dan mengkomunikasikan kejadian risiko yang berhubungan dengan segala aktivitas yang terjadi di perusahaan. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa risiko yang ada pada proses welding dan welding inspection adalah risiko terbakar, bahaya sinar UV dari pengelasan, bahaya panas, bahaya percikan api las, kejatuhan pipa dan tersetrum mesin las dengan total indeks risiko sebesar 9,324. Stringing pipa memiliki risiko tertimpa dan terjepit pipa dengan total indeks risiko sebesar 8,481 dan Trenching pipa memiliki risiko tanah longsor pada bantaran dengan total indeks risiko sebesar 8,092. Tindakan untuk penanganan risiko tersebut adalah mewajibkan pekerja menggunakan APD, memeriksa semua kondisi isolasi untuk mengetahui kondisi alat yang akan digunakan, bekerja sesuai dengan SOP, memasang dinding pengaman galian, dan penempatan tanah bekas galian minimal 1 meter dari bibir galian.Kata kunci: risiko, keselamatan dan kesehatan kerja, manajemen risiko. Risiko adalah probabilitas suatu kejadian yang mengakibatkan kerugian ketika kejadian itu terjadi selama periode tertentu dan pengaruhnya dapat diukur dengan mengalikan frekuensi kejadian dan dampak dari kejadian tersebut (Mills, 2001). PT BALI GRAHA SURYA merupakan salah satu perusahaan di Surabaya yang bergerak dalam bidang konstruksi perpipaan minyak dan gas bumi. Dalam pelaksanaannya, kegiatan konstruksi mengalami keterlambatan karena banyaknya kecelakaan kerja yang terjadi sehingga memengaruhi anggaran biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan. Peran manajemen risiko dalam proyek konstruksi pipa gas adalah hal yang sangat penting karena keberhasilan suatu proyek tidak dapat dipisahkan dari mekanisme kontrol terhadap risiko pada proyek. Tujuan utama dari manajemen risiko dalam proyek pipa adalah untuk meminimalkan dampak kerugian akibat dari suatu risiko pada perusahaan. Berdasarkan latar belakang yang ada, maka penelitian ini bertujuan mengidentifikasi variabel-variabel risiko yang memengaruhi pelaksanaan proyek konstruksi pipa gas; mengetahui risiko-risiko yang dominan terhadap Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), waktu, dan biaya; serta memberikan solusi untuk mengendalikan risiko yang dominan. Alur pemecahan masalah sangat diperlukan dalam usaha mendukung proses penelitian. Adapun tahapan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:1. Tahap Persiapan, 2. Tahap Pengumpulan Data, 3. Tahap Pengolahan Data,4. Tahap Analisis Data. Dari analisis respons risiko pada 3 variabel risiko yang paling dominan untuk diprioritaskan diperbaiki, maka dapat dijabarkan upaya perbaikan sebagai usaha untuk mengurangi dampak kerugian yang dialami oleh perusahaan. Berdasarkan hasil penilaian risiko, variabel risiko nomor 12 yaitu bahaya terbakar, sinar UV dari pengelasan, bahaya panas, bahaya percikan api las, bahaya kejatuhan pipa, fume atau asap logam, tersetrum mesin las dengan total nilai indeks risiko terbobot sebesar 9,324. Proses mitigasi yang dapat dilakukan adalah dengan saling memperingatkan antar pekerja untuk selalu menggunakan APD yang sesuai, memeriksa semua kondisi isolasi untuk mengetahui kondisi alat yang akan digunakan, bekerja sesuai dengan SOP, dan berhati-hati dalam bekerja. Urutan tertinggi kedua yaitu variabel risiko nomor 6 yaitu risiko tertimpa dan terjepit pipa padaproses stringing pipa dengan total nilai indeks risiko terbobot sebesar 8,481. Penyebab terjadinya risiko tersebut adalah pekerja tidak menggunakan APD, dan penempatan pipa yang tidak aman. Proses mitigasi yang dapat dilakukan adalah dengan saling memeringatkan antar pekerja untuk menggunakan APD yang sesuai, bekerja sesuai dengan SOP, dan berhati-hati dalam bekerja. Urutan tertinggi ketiga yaitu variabel risiko nomor 9 yaitu kondisi tanah yang labil mengakibatkan keruntuhan pada bantaran sungai dengan total nilai indeks risiko terbobot sebesar 8,092. Penyebab terjadinya risiko tersebut adalah kondisi tanah yang lembek dan tidak adanya penahan dinding. Pengendalian risiko tersebut adalah dengan cara memasang dinding pengaman galian, penempatan tanah bekas galian minimal 1 meter dari bibir galian dan pemasangan rambu-rambu pengaman. Meskipun begitu kemungkinan tanah longsor tetap ada tapi kecil kemungkinannya, maka dari itu perusahaan mengambil respons untuk menerima karena risiko ini berkaitan dengan kondisi alam. Variabel-variabel risiko yang relevan terhadap pelaksanaan proyek konstruksi pipa gas pada PT BALI GRAHA SURYA sejumlah 36 variabel risiko. Terdapat 3 variabel risiko yang paling dominan memengaruhi kegiatan konstruksi yaitu (1) bahaya terbakar, sinar UV dari pengelasan, bahaya panas, bahaya percikan api las, bahaya kejatuhan pipa, fume atau asap logam, tersetrum mesin las; (2) risiko tertimpa dan terjepit pipa pada proses stringing pipa; (3) kondisi tanah yang labil yang mengakibatkan keruntuhan pada bantaran sungai. Berdasarkan atas variabel dominan yang dipilih untuk diprioritaskan, maka solusi untuk mengendalikan risiko adalah mewajibkan pekerja untuk menggunakan APD yang sesuai, memeriksa semua kondisi isolasi untuk mengetahui kondisi alat yang akan digunakan, bekerja sesuai dengan SOP, memasang dinding pengaman galian, dan penempatan tanah bekas galian minimal 1 meter dari bibir galian. DAFTAR PUSTAKA Alijoyo, A., 2006. Enterprise Risk Management, Ray Indonesia, Jakarta. Hanafi, M. M., 2009. Manajemen Risiko, UPP STIM YKPN, Yogyakarta. Heldman, K., 2005. Project Manager’s Spotlight on Risk Management, Harbor Light Press, Alameda. Labombang, M., 2011. Manajemen Risiko dalam Proyek Konstruksi, Jurnal SMARTek, 9 (1), 39–46. Mills, A., 2001. A System Approach to Risk Management for Construction, Structural Review, 19 (5), pp. 245–456. Prabowo, I.A., dan Singgih, M.L., 2009. Manajemen Risiko pada Proyek Relokasi Pipa 28” PT. Pertamina Gas Area Jawa Bagian Timur, Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi X, Program Studi MMT-ITS, Surabaya. Prihandono, E., dan Wiguna I.P.A., 2010, Analisis Risiko Kegiatan Operasional Bongkar Muat Petikemas di Dermaga Nilam Timur Multipurpose Pelabuhan Cabang Anjung Perak Surabaya, Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XI, Program Studi MMT -ITS, Surabaya. Dewi, E.S., 2008. Analisa Risiko Pada Pelaksanaan Proyek Pembangunan Box Culvert di Surabaya, Tugas Akhir, Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, http://digilib.its.ac.id/public/its-undergraduate-16960-3107100003-paper.pdf, diakses 26 Maret 2013. Soeharto, I., 2001. Manajemen Proyek dari Konseptual sampai Operasional, Erlangga, Jakarta. Standards Australia/Standards New

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

0 komentar:

Posting Komentar